Minggu, 18 November 2012

PERMASALAHAN ANAK TUNAGRAHITA


Permasalahan Anak Tunagrahita

Dengan keterbatasan yang ada dan daya kemampuan yang dimiliki oleh anak tunagrahita, maka akan muncul berbagai masalah. Masalah-masalah yang dihadapi oleh anak tunagrahita relatif berbeda-beda, walaupun ada kesamaan masalah yang dirasakan bersama oleh sekelompok dari mereka. Dengan adanya kesamaan ini, maka akan mempermudah dalam pengelompokan masalah.
Kemungkinan masalah yang akan dihadapi oleh anak tunagrahita dalam konteks pendidikan, antara lain :
a.       Masalah kesulitan dalam kehidupan sehari-hari
Masalah ini berkaitan dengan kesehatan dan pemeliharaan diri dalam kehidupan sehari-hari. Dengan keterbatasan yang mereka miliki, anak tunagrahita mengalami banyak kesulitan dalam mengurusi kehidupan sehari-hari, seperti merawat diri mereka sendiri. Sehingga mereka perlu bimbingan khusus untuk melatih mereka agar mereka bisa merawat dirinya sendiri.
b.    
  Masalah kesulitan belajar
Keterbatasan yang dimiliki oleh anak tunagrahita terutama kemampuan dalam berpikir, sehingga tidak dipungkiri lagi jika mereka mengalami kesulitan dalam belajar, khususnya di bidang akademik. Namun pada bidang non-akademis, mereka tidak terlihat kesulitan. Masalah yang dirasakan mereka yang kaitannya dengan proses belajar mengajar diantaranya kesulitan menangkap pelajaran, kesulitan dalam belajar yang baik, serta daya ingat yang lemah.
c.       Masalah penyesuaian diri
Masalah ini berkaitan dengan kesulitan anak tunagrahita dalam berhubungan dengan kelompok maupun individu di sekitarnya. Kemampuan penyesuaian diri dengan lingkungan sangat di pengaruhi oleh tingkat kecerdasan. Karena tingkat kecerdasan anak tunagrahita berada di bawah rata-rata, maka dalam bersosialisasi dengan lingkungannya sangat kesulitan. Selain itu, mereka cenderung dijauhi oleh lingkungannya, sehingga mengakibatkan mereka tidak mampu untuk menyesuaikan diri.
d.      Masalah penyaluran ke tempat kerja
Dilihat secara empirik, kehidupan anak tunagrahita cenderung banyak yang masih menggantungkan diri kepada orang lain, terutama keluarga dan masih sedikit yang bisa hidup mandiri, itupun hanya pada golongan anak tunagrahita ringan. Hal ini menjadi masalah, karena kehidupan anak tunagrahita begitu memprihatinkan. Setelah mereka selesai mengikuti program pendidikan, ternyata merekja masih banyak yang menggantungkan diri dan membebani keluarga. Sehingga mereka perlu mendapat kegiatan non-akademik dari sekolah, supaya nantinya mereka bisa memiliki keterampilan, agar mereka bisa terjun ke masyarakat.
e.      Masalah gangguan kepribadian dan emosi
Karakteristik mental anak tunagrahita perlu dipahami. Karena nampak jelas bahwa anak tunagrahita kurang memiliki kemampuan berpikir, keseimbangan pribadinya labil, kadang-kadang stabil kadang-kadang kacau.
f.        Masalah pemanfaatan waktu luang
Anak tunagrahita sering menampilkan tingkah laku nakal dalam perilakunya. Dengan kata lain, mereka berpotensi untuk menggangu ketenangan lingkungan, appalagi mereka yang hyperaktif. Namun sebenarnya sebagian dari mereka ada yang cenderung berdiam diri dari keramaian, sehingga dikhawatirkan akan berakibat fatal pada dirinya, seperti bunuh diri. Untuk mengimbangi kondisi ini, maka diperlukan adanya imbangan kegiatan dalam waktu luang, sehingga mereka terjauhkan dari kondisi yang berbahaya dan mengganggu masyarakat.  


Sumber: Amin, Moh. 1995. Ortopedagogik  Anak Tunagrahita. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar